Ads (728x90)

ini nih gan beberapa alasannya:

1. adat orang tempo dulu apalagi bangsawan itu jika tertawa/tersenyum terlihat giginya apalagi perempuan, dinilai tidak sopan
khusus kaum bangsawan ente tahu sendiri kan image di lingkungan kerajaan atau bangsaawn itu sangat kental dan harus menjaga sopan santun perilaku,tindakan, dan lain sebagianya


2. Kamera jaman dulu nggak secanggih sekarang.
Kakek-nenek kita harus duduk berpuluh2 menit untuk menghasilkan sebuah foto.
Jelas capek, dong dan senyum pun bisa hilang begitu aja saat bunyi zaaaap kamera terdengar
blitz kamera zaman dulu juga belum secanggih sekarang. Bunyi jepretnya masih keras dan bikin kaget.


3. Pada sekitar tahun 1870-an, pengambilan foto hanya ada saat acara-acara istimewa saja :
dan mencakup banyak orang sekaligus.
Prosesnya yang cukup ribet dan ‘serius’ ini menyebabkan orang yang difoto pun memasang wajah serius.
Karena senyum bisa dianggap tidak beretika

4. Masa itu, pengalaman di foto merupakan pengalaman langka
dan orang menganggap nyawanya akan ‘tertahan’ dalam foto tersebut. Jadi, wajah pun nggak boleh tersenyum


5. Pengaruh kondisi masyarakat
pada masa itu (jaman penjajahan/masa perang) membuat mereka susah tersenyum.
Bayangkan saja, sedang dijajah belanda, susah mungkin mereka senyum saat disuatu tempat sedang perang, kelaparan, atau dilanda wabah penyakit

itu versi kakek , nenek buyut kita gan

nah kalo ini versi orang bule jaman dulu kenapa jarang ada yg senyum karena:
Spoiler for :

contohnya gan ini foto pasangan suami istri yg baru menikah


di foto itu mereka kayak ngga nikah ya gan kesannya datar tanpa ekspresi gitu
ente tau kenapa gan?
karena jaman itu Foto adalah dokumen penting, dan akan sangat memalukan jika sampai anak, cucu dan keturunannya melihat mereka tersenyum/manampakkan gigi ketika difoto pada jaman itu foto menggambarkan moral seseorang, jadi kalo senyum / nampakkan gigi itu tandanya dia orang yg moralnya kurang,

dan 1 lagi
--By the 17th century in Europe,“a well-established fact that the only people who smiled broadly, in life and in art, were the poor, the lewd, the drunk, the innocent, and the entertainment.”--

sekitar abad ke 17 di eropa ,"bahwa satu-satunya orang yang tersenyum lebar, dalam hidup dan seni adalah orang2 miskin, cabul, mabuk, yang lugu, dan pada pelaku hiburan"
sekarang tau kan apa alasanya :D

Post a Comment

~Pengunjung yang shaleh dan shalehah pasti meninggalkan jejak ~
~Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau titip link, akan dihapus~

::::::::::::::::::::::::::::::Powered by :Blogger Rizky in Here::::::::::::::::::::::::::::::::::